Dalam dunia ilmiah fauna, nama Burung
Garuda tidaklah dikenal, namun demikian Burung Garuda yang menjadi
lambang negara Republik Indonesia diciptakan dengan rupa representasi
Elang Jawa atau Javan Hawk-Eagle Nisaetus Bartelsi dengan warna bulu
emas.
Keberadaaan dan sejarahnya bahkan sudah
tercipta jauh lebih lama dibanding berdirinya Negara Indonesia. Burung
suci ini juga dapat ditemukan dalam mitologi Hindu dan Buddha.
Di dalam mitologi Hindu, Garuda
digambarkan sebagai setengah manusia dan setengah burung yang menjadi
kendaraan Dewa Wisnu dan merupakan raja dari para burung. Pada kisah
Baghawad Gita juga disebut nama Burung Garuda oleh Khrisna di tengah
perang Barata Yudha di Kurusetra, “Of birds, I am the son of Vinata
(Garuda)”. Sedangkan di dalam mitologi Budha, Burung Garuda digambarkan
sebagai predator yang hebat dan pintar serta memiliki kemampuan
berorganisasi secara sosial.
Garuda muncul dalam berbagai kisah yang
melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan,
dan disiplin. Pada tradisi Bali, Garuda dimuliakan sebagai “Tuan segala makhluk yang dapat terbang” dan “Raja Agung Para Burung”.
Mirip penggambaran Simurgh Yang Agung, Raja para burung, dalam Kisah
Musyawarah Burung karangan seorang Sufi Agung, Faridu ‘Din Attar.
Posisi mulia Garuda dalam tradisi
Indonesia sejak zaman kuno telah menjadikan Garuda sebagai simbol
nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila.
Menurut lampiran pada Peraturan
Pemerintah no 66 tahun 1951, menjelaskan bahwa lukisan garuda diambil
dari benda peradaban Indonesia yang tergambar pula pada beberapa candi
sejak abad ke 6 sampai ke 16. Raja-raja di Indonesia sudah sejak lama
memakai lambang Garuda. Seperti dalam sebuah buku tentang
lambang-lambang kerajaan yang terbit sekitar tahun 1483, termuat lambang
Raja Jawa yang memperlihatkan seekor burung Phoenix di atas api unggun,
sedangkan Raja Sumatra berlambang rajawali digambar dari samping dengan
kedua cakarnya mengarah ke depan.
Makna Lambang Garuda Pancasila
“Maka buatlah peringatan,
sesungguhnya peringatan itu manfaat (9). Akan membuat peringatan orang –
orang yang takut kepada Alloh Ta’ala (10)” QS Al ‘Ala 9 – 10
- Pilihan untuk menggunakan Garuda sebagai lambang juga merupakan simbol tersendiri
“Semua binatang
yang bergerak di muka bumi, dan semua binatang yang terbang dengan
sayapnya, namun kesemuanya itu adalah jenis – jenis makhluk yang banyak
persamaannya dengan kamu, tiadalah Kami alpakan segalanya di dalam Kita,
kemudian mereka akan dihimpunkan kepada Tuhannya” QS Al An’am 38
“Jasad – jasad ini semuanya adalah sangkarnya burung“ (Abu Bakar Ash Shiddiq dalam kitab Ayyuhal Walad karangan Imam Ghozali)
Dari dasar di atas
tahulah kita bahwa burung adalah perlambang jiwa manusia, sedang Garuda
dalam masyarakat Indonesia, dikenal sebagai burung raksasa. Dengan
begini terjalin pengertian bahwasanya Garuda melambangkan pengertian
manusia yang berjiwa besar. Selain itu, Garuda juga merupakan simbol
Indonesia sebagai Bangsa yang Besar juga Negara Besar. Mari kita
perhatikan,
- Luas wilayah Indonesia
- Sumatra dan pulau sekitarnya luasnya 473.605,9 km2 setara dengan luas gabungan Inggris Raya (244.046 km2), Rumania (237.500km2) dan Yunani (131.944km2)
- Kalimantan luasnya 549.424951 km2 setara dengan Perancis (547.026km2), Spanyol (504.782 km2) dan Swedia (449.964 km2)
- Irian Jaya luasnya 421.951 km2 dan setara dengan Jerman (346.784 km2), Norwegia (386.640 km2), Polandia (312.677 km2), dan Italia (312.225 km2)
- Pulau Jawa & Madura (132.174 km2) atau setara dengan gabungan Swiss (41.280 km2), Denmark (43.069 km2), Belanda (41.160 km2), Vatikan (0,44 km2), Monaco (1,81 km2), Luxemburg (2,586 km2)
- Pulau Jawa saja tanpa Madura masih lebih luas dibanding Austria (83.853 km2) atau Portugal (92.082 km2)
- Propinsi Jateng (34.966 km2) lebih luas dibanding Belgia (30.513 km2), bahkan DI Jogjakarta masih lebih luas dibanding gabungan Vatikan (0,44 km2), Monaco (1,81 km2), Luxemburg (2,586 km2)
- Menurut Deklarasi Juanda, Batas laut Indonesia adalah seluas 3.200.000 km2 sehingga jika ditambahkan dengan luas daratannya, maka luas Indonesia adalah 5.200.000 km2 menjadikan Indonesia Negara Kepulauan Terbesar di dunia.
- Kekayaan alam yang luar biasa melimpah, dengan luas wilayah 5.200.000 km2, terletak di khatulistiwa yang menjadikan Indonesia beriklim paling nyaman – iklim tropis, terletak di anatara dua benua dan dua samudera, dilewati deretan pegunungan, menjadikan Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa. Sejarah menunjukkan Indonesia adalah penghasil rempah – rempah utama dunia. Negara dengan sumber kekayaan tambang yang luar biasa, lengkap dan melimpah. Jutaan jenis hewan dan tumbuhan ada di Indonesia. Laiknya potongan surga yang turun ke dunia, bahkan dikatakan bahwa Indonesia adalah Atlantis itu sendiri
- Keragaman penduduk. Menurut statistik, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk lebih dari 250 juta jiwa yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Terbesar ketiga setelah China dan India. Perbedaannya adalah Indonesia dihuni oleh beragam etnis, suku, ras, bahasa, agama, dan adat istiadat bandingkan dengan China atau India yang relatif tidak memiliki banyak perbedaan. Maka boleh dibilang Indonesia merupakan negara dengan keragaman penduduk terbesar di dunia.
- Indonesia adalah Bangsa dan Negara yang memiliki sejarah panjang dan kompleks. Membicarakan sejarah Indonesia sama halnya membicarakan sejarah dunia (Api Sejarah jilid 1). Bahkan hubungan diplomatik internasional Indonesia sudah terjalin sejak sebelum Abad 7 M. Ditandai dengan catatan “Berita Dinasti Tang”, catatan Ma Huan – seorang China muslim,“Ying-yai heng-lan” dan makam Fatimah binti Maimun di Desa Leran, Gresik.
- Potensi kejayaan Indonesia, melihat betapa luasnya wilayah Indonesia, kekayaan alamnya yang melimpah, jumlah penduduknya yang banyak, terbitnya persatuan dan kesatuan di atas perbedaan, dan semakin tumbuhnya kesadaran Cinta Tanah Air, jika dan hanya jika Indonesia bisa mengusir kutu dan parasit yang menempel di bulunya maka Indonesia akan berjaya gilang gumilang. Inilah yang dicita – citakan oleh Lambang Garuda Pancasila, menjadi Bangsa & Negara yang besar !
- Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
- Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan
kekuatan dan tenaga untuk melaksanakan perubahan ke arah kebaikan.
Posisi burung Garuda yang dijadikan lambang adalah posisi burung yang sedang terbang, bukan yang sedang diam
Dalam QS An Nahl 79, Alloh Berfirman, “Apakah mereka tidak memperhatikan burung yang mudah terbang di udara?”
juga di dalam QS Al Mulk 19, “Apakah mereka tidak memperhatikan burung yang terbang di angkasa itu?”
Maksudnya posisi terbang adalah Bangsa Indonesia haruslah terus bergerak menuju perubahan dan siap terhadap perubahan. - Lehernya menoleh ke kanan, dalam ajaran Islam, posisi kanan itu disebut “Ash-habul yamiin” artinya melambangkan hal – hal yang baik. Sedang sebelah kiri disebut “Ash-habusy syimaal” dan melambangkan hal – hal yang negatif. Ini merupakan perlambang bahwa jiwa – jiwa Bangsa Indonesia haruslah bergerak ke arah kebaikan. ini sesuai dengan QS Al Baqoroh 148, “Maka berlomba – lombalah menuju kebaikan“
- Perisai adalah tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
- Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia “merah-putih” sedang di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
- Pada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila. Merupakan sebuah interpretasi dan lambang dari isi Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai berikut :
- Bagian tengah terdapat simbol bintang emas bersudut lima yang melambangkan sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, mengandung makna nur cahyo, atau dalam bahasa Qur’an Nuurun ‘ala nurrin. Bintangnya memiliki sudut lima, maksudnya untuk menerangi Dasar Negara yang lima (Pembukaan UUD ‘45 alinea 4), Sifat Negara yang lima (pembukaan UUD ’45 alinea 2), dan tujuan negara yang lima (Pembukaan UUD ’46 alinea 4). Sedangkan latar berwarna hitam melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Berkat Rohmat Alloh adalah sumber dari segalanya
- Di bagian kanan bawah terdapat gambar rantai emas yang melambangkan sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
- Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin digunakan karena pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa “berteduh” di bawah naungan negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
- Kemudian, di sebelah kiri atas terdapat gambar kepala banteng yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
- Dan di sebelah kiri bawah terdapat gambar padi dan kapas yang melambangkan sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan utama bagi sila kelima ini.
- Jumlah bulu pada burung Garuda
- 17 – helai bulu pada masing masing sayap, melambangkan tanggal 17
- 8 – helai bulu pada ekor artinya melambangkan bulan 8 atau Agustus
- 45 – helai bulu pada leher burung garuda melambangkan tahun kemerdekaan yaitu tahun 1945
- Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” berwarna hitam.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah
kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Kata “bhinneka”
berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata “tunggal” berarti satu,
kata “ika” berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika
diterjemahkan “Berbeda beda tetapi satu jua”, yang bermakna meskipun
berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan, bahwa di
antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan.
Melambangkan dan menegaskan bahwa meski memiliki keberagaman suku bangsa, adat budaya, ras, bahasa, agama, dan kepercayaan tetapi dengan persatuan dan kesatuan dapat mewujudkan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini adalah peringatan bagi kita untuk menjaga persatuan, mengedepankan hormat menghormati dan toleransi di atas perbedaan untuk mencapai kebaikan bersama.