Kenapa
bukan satu saja, Merah dan Putih ?
Pengertian
penggunaan setangan/ pita Leher.
Setangan
/ pita leher yang memiliki warna bendera Indonesia, merah dan putih merupakan
tanda umun gerakan pramuka yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka di bawah
leher baju (kraag), dilipat sedemikian rupa (putra) sehingga warna merah dan
putih masih tampak dengan jelas sedangkan putri dibuat simpul mati, dengan
bagian yang merah di sebelah kanan, dan bagian putih di sebelah kiri.
Perlunya
Pemahaman Setangan/ Pita Leher.
Seperti
yang ditulis di atas bahwa setangan/ pita leher merupakan Bendera Merah putih
yang dikemas sedemikian rupa dan menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah
anggota pramuka. Kita juga akan mengalami kegundahan dan perasaan yang sama,
manakala pada latihan pramuka, banyak peserta didik tidak menggunakan
setangan/ pita leher. Semestinya tata cara dan etika pemakaian setangan/ pita
leher seharusnya diterapkan pada setiap peserta didik sejak awal, agar Merah
Putih ( bendera ) yang melingkar dileher itu selalu dijaga dan dihargai
sebagaimana menghargai dirinya sendiri saat menggunakannya.
Seharusnya
tidak ada bentuk lain yang menyerupai setangan/ pita leher selain merah dan
putih yang merupakan janji yang selalu mendampingi di setiap kegiatan pramuka.
Kita juga tidak bisa serta merta beralasan demi kreatifitas, atau menjadikan
sebagai sekedar tanda peserta kegiatan, apalagi hal tersebut tidak tercantum
dalam petunjuk penyelenggaraan dalam tanda umum gerakan pramuka.
Apakah
tidak sebaiknya kita dapat mencontoh para pimpinan Gerakan Pramuka, seperti Kak
Dede Yusuf (Kwarda Jabar) yang selalu menggunakan merah putih di dadanya meski
tidak berseragam pramuka, demikian pula Kak Budi Prayitno (Kwarda Jateng) yang
tetap memegang aturan normatif dalam pemakaian seragam pramuka. Kedua Pemimpin
ini bisa dijadikan tauladan dalam menjaga semangat bela negara dan beretika
saat sang merah putih menyertainya.
Akibat
dan solusi.
Kalo
sudah menjadi kebiasaan, pasti ada yang pro maupun kotra, tentu kita
tidak ingin terjadinya pengaruh yang mengakibatkan perubahan perilaku yang
akhirnya dapat keluar dari maksud dan tujuan gerakan pramuka itu sendiri.
Adanya aneka warna dan bentuk slayer yang dibuat, bukan menjadi solusi
pemersatu, tapi malah sebaliknya mereka bisa saja, saling berlomba untuk
“jor-joran”, lenyapnya persaudaraan lalu yang muncul adalah persaingan,
semangat merah putih pun hilang. Pemakaian slayer yang asal-asalan
mengakibatkan penggunaan seragam pramuka yang makin tidak tertib. Peserta
didik makin lebih senang menggunakan slayer daripada setangan/pita leher.
Selanjutnya
beberapa hal yang merupakan bagian dari solusi :
-
Diberikannya kesempatan pengunaan sejenis slayer, namun dengan aturan yang
konkrit, jelas dan ketat.
-
Sebaliknya adanya penegasan terhadap larangan penggunaan tanda-tanda selain
yang tercantum dalam aturan normatif di Gerakan Pramuka.
-
Sosialisasi penggunaan seragam yang baik dan benar.
-
Penanaman karakter bagi pramuka terutama di bidang bela negara lebih
ditingkatkan.
-
Tumbuhkan nilai-nilai semangat perjuangan para pahlawan, mempertahankan
bendera merah putih dan agar tetap berkibar di bumi pertiwi ini.
-
Perlunya pengetahuan pemahaman tentang adanya petunjuk penyelenggaraan untuk
dipatuhi dan dilaksanakan.
Tentu saja masih banyak solusi lainnya yang lebih baik.
Sedangkan yang memiliki kewenangan dan kebijakkan untuk melakukan itu hanyalah
pihak Kwartir.
Dalam meningkatkan animo dan semangat berpramuka masih
ada upaya lain yang dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik tapi benar.
Namun yang harus kita ingat bahwa ibarat membuat sebuah bangunan tidak terus
saja meningkat ke atas saja, tetapi juga perlu dilihat pondasi di bawahnya
apakah ada korosi atau degradasi yang sewaktu-waktu bikin bangunan itu mudah
roboh.
Wallahualam.
Salam Pramuka